mohammadnafi

Inilah diriku dibalik cermin

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.
Siapkan diri anda untuk menjadi pribadi yang pantas menerima apa yang anda inginkan. Seorang yang hebat adalah seorang yang sederhana bicaranya, tapi luar biasa dalam bertindak



Lewat setengah jam aku menantimu
berdiri di tepi keramaian
waktu terasa enggan melaju
seperti siput tua yg kelelahan


Kegusaranku berubah cemas
berharap tak terjadi apa – apa
dalam hati kecil kuberdoa
“Tuhan, lindungilah Angsaku”

Gumpalan salju di dadaku mencair
kedatanganmu melenyapkan bimbang
tanpa banyak kata
kau bawa aku memecah jalan raya

Di bawah rimbun daun taman
taduh semilir angin pepohonan
seperti seekor anak ayam,
kuikuti langkahmu dari belakang


Kita duduk bagai sepasang sejoli
kubiarkan bibir tipismu lincah bercerita
sambil mendengar kau bicara
kucuri terang-terangan indah wajahmu yg segar

Dalam hati kurangkai sebait puisi
"Betapapun kelukiskan dirimu dengan deretan huruf,
kecantikanmu melebihi segala keindahan..”

Matahari bergeser dibalik celah daun
panasnya tak lagi membakar
aku mesti pulang
saudaraku membutuhkanku datang

Satu catatan
yang tak mungkin mudah kulupakan
diantara seribu kesan yg kau berikan
seharian, kau paksa aku
tak menikmati tembakau kesayanganku
kejam... 


**



kemarin kau batal bertemu aku
nanti lepas kesibukanmu usai
datanglah ke rumah Sis
aku tunggu kau di sana


setelah sampai, kita langsung ke Kali Bening
disana kau bisa menikmati alam
aku akan duduk ditepi kolam
dan kau boleh sibuk dg kamera digital
mengabadikan pemandangan


setelah puas,
kita menuju taman Sekartaji
minum jus buah di warung tenda
sambil makan roti bakar


kamu bisa cerita apa saja
ibu terkasih, ayah tersayang
atau si pangeran kodok yg meninggalkanmu sendirian
aku akan setia mendengarnya


aku saja yg cerita pun boleh
kebetulan ada anekdot baru yg mudah-mudahan lucu
dan bisa bikin kamu ketawa
minimal tersenyum


atau untuk beberapa saat kita saling diam
lalu tiba-tiba aku bilang, "Kamu cantik."
dan sebelum kamu sempat berkomentar,
aku buru-buru meralat, "Eh nggak deng, cuma lumayan kok."


setelah mulai merasa bosan
kita bisa segera cabut dari sana
jika kemalaman
biar nanti pulangnya aku antar
terserah kamu mau sampai dimana


sudah dulu ya,
maaf, pulsanya habis
ini sms terakhir.


Dari ketinggian jauh aku datang bersama tiupan angin semesta
saat fajar mengembangkan sayap putih di kedua tepi angkasa
turun dengan gerakan gemulai menyusuri lereng-lereng bukit
singgah di pucuk daun dan kebun bunga

Kubaringkan diri di bentangan rumput hijau di kaki gunung
kupadu kasih dalam kedamaian alam
menyapu setiap kaki telanjang yg datang
diiringi nyanyian pipit, kesejukanku menebar di setiap taman

Aku adalah jelmaan keindahan yg dicipta Tuhan dari gumpalan kabut
meski cuma sesaat,
kehadiranku sanggup memberikan tetesan lembut pada setiap hati
kebeninganku serupa lambang pesona yg menyimpan kerinduan

Namun,
manakala matahari mulai melemparkan jaring panasnya
dan bumi menggeliatkan perlawanannya
kulenyapkan wujudku di sela-sela udara
bersamanya aku terbang kembali ke nirwana
kutinggalkan manusia gersang dalam penantian


Seekor kelinci berteman angsa..
tak tahu ke mana sahabatnya pergi
ia hanya menunggu di padang hijau
membiarkan angsa berenang ke tengah danau.

kelinci itu tahu resiko bersahabat angsa
tak bisa mengajaknya terbang ke awan-awan
ia hanya memberi angsa seribu bunga
lalu membiarkannya berbaring di bukit senja.

kelinci itu tahu resiko merindukan angsa
angsa tak tahu apa yang di rasa
kelinci tahu dunia tak terduga
bila badai datang, bila hujan turun

bila senja tiba, dan segala yang indah pergi
saat kau terlena,
kelincimu sibuk siapkan pelita
dan menjagamu bersama langit
yang menyimpan sejuta harapan..

*To Freena Pipiholic..*

Setitik air hujan jatuh ke laut
Cemas oleh keluasan, ia lalu berkata;
"Ya Tuhan..!,
aku tak ada artinya di sisi samudera
jika aku wujud, tentu tidak maujud"

Dari laut, datang sebuah suara
Lantang dan dalam
Bagai gaung yg menggema;
"kau tak harus malu karena kecil
dan merasa sedih.
Sebab dlm wujud yg setitik,
Kau telah mengalami peristiwa besar.

Kau lampaui peralihan subuh dan senja.
Telah terlihat olehmu taman dan lereng bukit.
Bagai bertengger di pucuk rerumputan
dan gumpalan awan.
kau pantulkan sinar matahari

Ada hari2
dimana semak kerontang dahaga
terpuaskan olehmu
Ada hari2
saat duka ngilu kau belai
di dada koyak kuntum mawar

Dari ombakku kau muncul
Dari rahimku kau lahir,
dan padaku kau kembali.

Maka
kembalilah jadi bagianku
istirahatlah dalam keluasan dadaku
tinggallah dalam lubukku
dengan seberkas cahaya
jadilah mutiara..

"Andai kutemukan cara agar tak menjadi benda hidup..
kesalahanku selalu di mata mereka
tak tahukah akan keinginan hatiku?
tak adakah kesempatan utk membuktikan kemampuanku?
lupakah mereka, bahwa aku pun manusia yg berkeinginan?
sungguh lelah menjalankan sesuatu yg bukan dari hati..
aku letih..
jiwaku yg tertekan sedemikian lama
telah melahirkan benih pemberontakan
yg ledakannya membuncah bagai air bah
Aku ingin menjadi diriku sendiri
melambungkan jutaan ide
dan mengepakkan sayap bakatku.
Aku ingin berkeputusan
dari hatiku sendiri..!!"


Sahabatku..
Aku telah mendengar jeritan tertahan dari bilik rumahmu.
dan suara itu bagai ratapan sedih yg memilukan
lolongnya membatalkan senyuman bunga ditaman


kudengar jiwamu bagai terampas kebahagiaannya
dan mimpi-mimpimu sirna ditelan mega hitam
terhimpit karang cadas dan sayapnya terbelenggu
oleh rantai kokoh kebijakan yg tak kau inginkan


Akan tetapi sahabatku..
jika kau tahu bahwa tekanan yg membuatmu terpenjara
itu mampu mencemerlangkan pikiran dan pengertianmu
tentang hakekat kehidupan yang sesungguhnya
maka kelak kau akan berbangga hati dg takdirmu


sebab orang-orang yg telah terbelenggu nasibnya
dan hidup diantara kilatan pedang ujian
terhempas jauh dari kesenangan yg memuaskan
telah menemukan singgasana jiwanya


mereka hidup bak seorang raja bagi dirinya
dan mampu mereguk kebahagiaan dari cangkir batinnya
kepedihan yg disandang tak ubahnya jubah kusam yg membalut intan
dan butiran kebahagian itu terselip di antara taring2 penderitaan


Dan

bagi orang-orang yg lari membebaskan diri
dan memuaskan jiwanya dg anggur kesenangan
merasa telah terbang dengan sayap kemenangan namun
di ujung jalan mereka menemukan jurang kematian..

Beritahu pdku dmn bs kutemukan seorang gadis yg dilahirkn airmata, tmbuh dlm derita.Yg hidupnya papa, jiwanya asing dr hingar bingar dunia.Yang pekertinya jelita, kemuliaan bgnya bukanlah harta. Yg keyakinan pd agama-Nya mengakar ke inti batin, mengalir dlm bahasa tubuh & ucapannya. Sngguh aku akn brjln dr tmpt tdurku utk mengetuk pintu rumahnya,dan mleburkan hidupku dlm kehidupannya utk menapaki jejak ke surga..


kupandang siang, kurenungi malam. dan kutanyakan kepada setiap yg nampak, apakah yg kalian maksud dg pengetahuan? yg dikatakan sebagai ilmu dan yg menyandangnya lebih mulia dari seribu orang dungu? dan Tuhan meninggikan derajatnya lebih tinggi dari sang pengabdi sejati. Maka aku pun bertanya, apakah "ilmu" itu..?


Dari setiap yg aku lihat dari mataku ada sesuatu yg ingin ku amati dengan akalku. dan dari setiap yg terbaca oleh akalku ingin ku tembus rahasia Tuhan yg tersimpan di balik sesuatu itu dengan ketajaman imanku. Namun dosa-2ku selalu mengaburkan segalanya hingga pandanganku menjadi buta.


kulihat seseorang menggelapar di tgah jalan raya seperti seekor ikan yg terpental ke daratan,stlh ia mlaju kncang dg spd motornya yg tiba2 hilang kendali lalu tersungkur dari kendaraan. kepala membentur keras pd aspal. tempurungnya retak,darah kental mengucur dr sela2 rambut dan membasahi wajahnya yg tengadah. kakinya kejang,tubuh menegang  matanya melotot menahan sakit yg luar biasa, Oh.. inikah sakaratul maut..??!!


jangan pernah percaya kata2, sebab ia bagai musim yg tak pernah sama. selalu berubah seperti berubahnya cuaca. sekali saja kau meyakininya, akan kau temukan kebohongannya. sebab kata2 yg sama, bs berada pada tempat yg berbeda. pun bisa berbeda pada tempat yg sama.


jika kematian adalah akhir dari kehidupan, maka puaskanlah kehidupan ini dengan mereguk segala kenikmatan yg ada dg penuh kegembiraan dan tawa. Tp Jika kematian adalah awal dr suatu kehidupan, lalu apa arti kehidupan ini?. Jika kematian adalah awl dr suatu kehidupan, mk kehidupan ini bukanlah hidup yg sebenarnya,dan kematian itu, bukanlah mati yg sesungguhnya, tapi suatu lintasan dari episode ke episode berikutnya..


Mereka yg meng-agungkan cinta,sesungguhnya berada dalam kebodohan yg nyata. sebab cinta hanyalah khayalan semata, yg tidak wujud dan hanya fatamorgana. Bagi yg masih ngotot memujanya mungkin saja ia sedang dalam keadaan gila, namun tak mau menyadari ke-gila-annya. Dan setelah kutahu itu, ternyata aku juga gila..


Sungguh, sanjungan adalah laksana sebilah pedang bermata tajam yg menebas sayap2 kebaikan dg caranya yg menawan. Jika tak waspada, maka darma mu akan terpenggal olehnya dan menjadi gugur sebelum mencapai singgasana nirwana.


Seseorang brtanya padaku ttg aku,mk ku jwb,"Aku adlh putra alam, ayahku matahari dan ibuku rembulan. Aku di didik oleh peristiwa, guruku adalah kehidupan, sekolahku ada di setiap tempat dimana aku berada, materi pelajaranku adalah penderitaan, dan kurikulumnya adalah takdir. semoga jawaban ini bs memuaskannya..


Menyingkap makna dari satu ayat Tuhan, itu lebih membuat aku tertantang dari pada memperebutkan seorang gadis cantik berwajah rupawan.


Aku berlindung kepada Tuhan untuk tidak mengeluarkan sepatah kata yg sia2. Maka kuhimpun mutiara di dada, agar apa yg keluar dari mulutku adalah cahaya..


Mereka memandang aku sebagai orang miskin papa. Tapi jika mereka tahu, bahwa sesungguhnya aku lebih kaya dari orang terkaya sedunia, mereka akn sangat iri padaku. Dan tak seorang pun akan bisa mencuri se-sen pun dari kebahagiaanku. sebab kekayaanku tersimpan dan menyatu dalam jiwaku. Lalu bagaimana orang2 itu akan mengambilnya dariku?


"Jika hasrat telah begitu kuat menarik hatimu, sementara keinginannya ada di belakang punggungmu, maka apa pun yg ada di hadapanmu tak akan bisa mendamaikan jiwamu. Sampai kau lepaskan dirimu dari ikatan hasratnya"


Memang benar, ternyata salah satu pengkerdilan terkejam pada diri manusia adalah ketika membiarkan otak yg cemerlang diperbudak oleh tubuh yg malas. dan aku telah membuktikan itu.


Kudatangi rumah yg didalamnya trdpt kegembiraan yg membahana. Pada ruangannya tercium semerbak harum bunga.Diatas lantai yg berkilap orang2 menari dan menyanyikan lagu dengan irama yg gegap gempita. Jiwaku lebur brsama mereka,hingga lelah dan tertidur. Dan ketika sinar senja membangunkan keterlelapanku, kudapati diriku ada disebuah jurang. di sekelilingku penuh dg bangkai manusia yg tak lagi tampak wujud manusianya.


Jika cinta menghampirimu ketika kau dalam keadaan miskin, maka peluklah dia. bersamanya, kau akan menjdi kaya. dan jika cinta mendatangimu saat kau dalam keadaan kaya raya, maka sambutlah dia. Namun waspadalah dgnya, sebab dibalik jubahnya ada perisai yg sewaktu2 bs membabat kekayaanmu. dan cinta tidak mengenal semua itu. ia bs singgah di setiap hati dg kelembutan sekaligus ketajamannya.


Kukatakan pada jiwaku,"Wahai jiwa, kau tak mengajakku tertawa bersenang2 dengan mereka yg gemar pesta dan berlomba dalam gemerlapnya dunia. Tapi Kau jg tak mengajakku bersemedi bersama hamba2 yg menitikkan air mata menangisi dosa dan takut akan ancaman Tuhan. Wahai jiwa, kau seolah memasung aku antara surga dan neraka."


Tak ada komunitas yg lebih ingin aku jauhi selain komunitas yg membawa dan membuatku lebih dungu.


Dlm kitab Bhagawatgita-Panca Weda dinyatakan
"awyaktadini bhutani, Wyaktamadyani bharata, Awyaktanidyany ewa. Tatraka pari dewana.."
"kita berawal dari ketiadaan. Akan berakhir pada ketiadaan. Di antara dua titik ketiadaan itu, sesungguhnya kita berada dlm ketiadaan pula. Lalu utk apa kita sering gundah dg sesuatu yg tdk ada?. Dan barang siapa yg berkata, Aku begini.., Aku begitu. Sungguh ia telah tertipu.."


Padaku ada keberanian untuk hidup di dunia dan memikul segala beban yg diberikan oleh hidup di atas pundakku. kelahiranku tidak akan sia2 jk aku masih terus berbuat untuk mengisi usiaku. dan aku hidup untuk berbuat tanpa memperdulikan hasil. sebab tak ada gunanya aku perduli...


Seorang gadis datang padaku menawarkan secangkir madu cinta untukku.Kukatakan padanya,"Mungkin kamu akn kecewa jika kutolak cinta yg kau berikan, tapi km akn lebih menyesal jika kubawa dirimu dlm kehidupanku. Sbb Aku hanyalah pengembara yg berkelana. Mendaki gunung berbatu merangkak diantara belukar yg penuh duri. Barikanlah madu cintamu pada orang yg hidup di istana, atau kpd putra mahkota yg kelak akn jd raja.."


Kemarin temanku yg seorang pengamen mau berantem dg rekannya sesama pengamen.Lalu kubilang pada mereka,
"Percuma kalian berkelahi di sini. Carilah tempat sepi yg tak mungkin ada orang melerai. Dan kalian bs bekelahi sampai mati,,!" Ah,di jalanan kehidupan mmg sulit diajak kompromi. Dan tak terasa hampir 15 tahun aku hidup di sana hingga saat ini..


Saya ingin kaya raya dan banyak harta. tapi setelah tahu bahwa semua orang juga ingin begitu, saya ingin agar keinginan saya tidak sama kayak mereka.


Kuhimpun nyali di dada. dan kutantang kehidupan dalam tiupan kemarahan yg membara. Diantara bising badai dan deru gelombang aku berteriak lantang,
"Wahai hidup..!! tunjukkan kehebatanmu, keluarkan taringmu, tumpahkan beban pada punggungku, dan hisaplah seluruh keringat dan darahku. Agar kelahiranku memuaskanmu..!" Tapi kehidupan tak mau bicara, dan hanya diam seribu kata. Lalu lambat laun, nyaliku hilang..


Kubangun menara cita2 yg menjulang menembus angkasa raya, dan kutancapkan akar keyakinan di kedalaman iman, kulindungi hasratku dg taqwa dan kusinari ruang keinginannya dg cahaya pengetahuan. Dan aku sama sekali tak perduli akan banyaknya harta benda, Sbb ia tak membawa faedah apa2 jika pemiliknya dungu dan buta akan ilmu. Cukuplah dua bekal yg kusimpan di kantung jiwaku, yaitu sabar dan syukur..


Satu orang Noordin tlh mmpu mengguncang bumi Indonesia dan menggemparkan dindingnya. Bagaimana jk Tuhan mnciptakan sepuluh Noordin di Indonesia?. Oh Indonesiaku,,,janganlah engkau menjadi bangsa yg durhaka,atau Tuhan akn marah pd kita semua,dan mndatangkan siksa dg cara-NYA yg tak prnh kita duga?. Bukankah peteka yg telah ada seharusnya sdh cukup menyadarkn jiwa kita?. insyaflah wahai Indonesiaku,sebab kami mencintaimu..


Aku bertanya pada sahabatku ttg begaimana kelak jika aku kawin dg seorang wanita dan kujadikan dia sebagai satu2nya teman seumur hidupku. Lalu dia menjawab,"Wanita itu sedang mendapat musibah yg sangat panjang seumur hidupnya,,," Brengsek,, jujur sekali kamu sobat..?!


Manakala trbuka satu gerbang pengetahuan, tmpak olehku seribu pintu yg msh tertutup untukku hg aku smkn ingn mmbuka satu per satu dr pintu2 itu. Manakala tlh trbuka satu pintu dr yg ada, kutemukan butiran2 mutiara. Mk aku brtanya, Apalah arti mutiara2 ini?, jk cahayanya tk membuat aku bercahaya?. Aku tak ubahnya seperti manusia buta yg mmbawa pelita. Dan bgi si buta, seribu pelita tk berarti apa2 slma pandangannya tak trbuka.


Ketika perasaan telah tumpul, maka jiwa akan menyerahkan dirinya kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran


Kemerdekaan sebuah bangsa bkn hanya keterbebasannya dari penjajahan bangsa lain,atau dr tirani. Tapi juga keterbebasannya dr penjajahan moral, keterbebasannya dr ketidak beradaban, keterbebasannya dr kecurigaan rakyat penguasa, dan keterbebasannya dari kebodohan para pemudanya. Jk itu tlh tercapai, Mk sebuah bangsa layak merayakan kemerdekaannya. Tp jk msh blm trcapai, mk perayaan adalah tindakan yg memalukan..!!


Pembangunan negeri kita berhasil seribu persen..!!!, rakyat tak lagi makan singkong, bayi menangis karena kenyang, tak ada lagi gembel tidur di trotoar, dan pagawai kecil sdh mampu beli sedan. eh, tadi siang ada sekelompok anak SD lewat di depanku, lalu aku tanya, "Mau ke mana kalian?". Mereka jawab, "Main internet bang, nonton artis bugil disana..!!". "Apa..??!!, masya Alloh, hai tunggu dulu...! aku ikut".


Ada yg menasehatiku agr selalu berlaku jujur, lalu aku bertanya ttg itu. Dia pun menjawab, "Kejujuran adalah matahari yg terbit dari nurani, dan cahayanya menampakkan kebenaran yg suci. Tapi ketika argumentasi pikiran meredupkan kebenarannya, maka nurani itu tak lagi bercahaya."


Dlm kemiskinan itu pd stiap jalannya trdpt duri derita yg acpkali menusuk mnembus dada. Dan Cengkramanya menimbulkn rintihan duka. Aku cb lari darinya agr bs tnggal dirumah kaya mengenakan busana yg menyilaukan mata.  Stlh dekat dg bayangannya kulihat pd stiap sudutnya bnyk tipu daya hg mmbuatku takut akn trlena dlm buaian nista. Lm aku brdiri merenung hgg aku mengerti bhw keduanya hny sarana utk menguji ketaatan manusia.


"Nak,aku ingin kau mencintaiku seperti dulu". Begtu kata ibu saat bicara padaku smalam. Aku terkejut, jiwaku kalut dan mulutku tak mmpu brkata apa2. Hanya batinku yg brbisik lirih tnpa suara," Terkutuklah aku jk mengabaikanmu ibu.Kau adlh nyawa bagiku. Maafkan anakmu yg akhir2 ini mungkin sibuk dg mimpinya yg buta. Aku brjanji padamu ibu, bhwa aku akn berupaya mengukir kembali senyummu yg dulu ada"


Kebohongan besar yg sering kita buat adalah mendiskripsikan diri kita lebih baik dari yg sebenarnya.


Aku memiliki sebuah puisi, yg bahannya brasal dr serpihan jiwa yg mati, kurangkai dg benang derita  pintalan duka.Kurajut dlm lembaran sepi dan kuhiasi dengan guratan warna yg tak bercahaya. Puisi itu kupasang pada bingkai ilusi lalu kusimpan dalam lemari hati dan kubiarkan ia di sana smpai aku mati. Jk kalian ingin tahu puisiku, akn kutunjukkan padamu. Tp kalau engkau tk mngerti, jgn pernah memaksa diri utk mengerti.


Kata manismu tak akn meluluhkanku, krn aku sdh sangat tahu bhwa otakmu penipu & bibirmu pnuh dusta. Parasmu yg menarik, hanya selimut dr kebohongan yg menganga. Jangan paksa aku mengerti, jk hatimu ada nafsu dan dengki. Kebaikanmu hanya pura2, ketulusanmu palsu dan sampai kapanpun aku tk akn percaya padamu..!!" Itulah yg selalu dikatakan jiwaku padaku. Dia yg paling tahu ttg aku dari semua yg mengenalku.


Puasa adl mngosongkan ht dr dengki,meniadakan ucapn dr kata dusta.Mmbutakan mata dr pndangan cela,mmbersihkn pikiran dr prasangka, melenyapkan hasrat dr keinginan yg nista.Ramadhan bgai ruang karantina bg jiwa utk memahat rohani agr terukir mmbentuk pribadi taqwa."Slmt datang Ya Ramadhan,kupasrahkan diri ats kedatangnmu dan kupersiapkan jiwa tuk mncucinya di telagamu agr kami bnr2 kmbli suci saat engkau pergi nanti.


Aq tlh mngenal bgtu bnyk cinta, hingga aq menjadi ragu, manakah cinta yg sesungguhnya?. Kucari sbuah cinta yg menghidupkan cintaku pada-NYA. Sebuah cinta yg mmbawaku kian dekat dg-NYA. Sbuah cinta yg mengukuhkanku sbgai jiwa yg taqwa. Sbuah cinta yg bisa kunikmati sepnjang masa dan merengkuhnya hingga sampai ke surga..


Kupandang, kutengok, dan kujelang. Ah, itu-itu saja. Kuulangi, masih tetap. kucoba menyibak diri semakin jauh. Hmm.. siapakah aku? apakah aku fatamorgana. yang ada tapi tak ada..


Setelah lama aku menunggu di balik jeruji waktu, keinginanku utk sujud bersimpuh di hadapan-MU kian menggebu. Ingin ku menyelam di kedalaman doa untk membasuh dosa yg mengendap, menjelega dalam jiwa. Ya Alloh.. kuatkanlah ibadahku dlm ramadhan-MU, dan ikhlaskanlah diriku dlm pengabdianku pada-MU.."


Nm km siapa?, tny bpk ta'mir. "Nafi", jwbku. "Aku mnt km jd muazin trawih dmasjid. Bsk kubuatkn jdwl". katany. Hbs jum'atn jdwlny dksihkn pdku. Kuteliti, tk da nmku dsna. Aku brtanya, Maaf pak, tgs sy hr apa?". Bpk tkmir bilang, Lha ini,IMAM HANAFI itukn km?" Mtku mlotot mgeja tulisn, "Nm sy MOHAMMAD NAFI, bkn IMAM HANAFI!, anda jgn lncang nulis nm smbarangn. ini proyek bsr Pak, klo ini djdikn laporn diakhirat, sy bs gk dpt apa2 donk!!?"


Terkadang kita dibiarkan memiliki kelemahan agar supaya kita belajar bergantung kepada Tuhan. Sebab ketika kita menjadi lebih kuat, kita lupa bahwa kekuatan itu dari-NYA..


Dlm Ramadhan ada makna, dan makna itu laksana danau bening yg mnampakkn dasarnya seolah kelihatan dangkal hingga siapapun bs melihatnya (pdhl sbnrnya sangat dalam). Jika hanya berenang di permukaan, engkau tk akn smpai kedasar danau. Maka menyelamlah dan tenggelamkan diri lebih dalam agr bs mencapai inti dari makna itu..

O... dari kedai alam sendiri kau penuhi
gelasku dg anggur melimpah
lihat gelastku meleleh
oleh api yg dikirim oleh langitmu
biar ratap pedihku yg membakar menyampaikan
cinta dg segenap kekayaan luhurnya
akankah debu gunung sinaiku
mjdi nyala api yg menghanguskan?
dimanakah tulip2ku yg mengembang
hingga luka pedihku kepayang hidup lagi
dan bisa menyinari kalbu tulip.

belum kujumpa seorang sahabatpun di taman
musim semi mulai menjelang dan aku mawar pagi hari
kupandang diriku dalam cermin air sungai
seraya mencipta teman melalui pemerqanan diri ini
pena yg digunakan takdir menulis pada gulungan wujud
menggoreskan sebuah pesan pada daun2ku agar dibaca setiap orang
hatiku bersama masa silam, mataku pada putaran masa kini
sebagai pembaharu masa depan, kuumumkan masa yg akan datang
aku muncul dari debu dan mengumpamakan diri jubah mawar
namun aku bintang soraya yg tersesat dalam bola biru bumi

Senja Ramadhan itu melantunkan irama rindu. Langit di cakrawala memancarkan semburat jingga. Dalam kidung lapar aku bersenandung lirih di sebuah kamar kontrakan yang tak terlalu lebar. Sehabis mandi kebugaranku pulih kembali meski rasa pegal masih menyelinap di setiap sendi tulangku. Matahari juga sudah tampak lelah memancarkan sinar amarahnya dan mulai menyusup ke pelukan senja. Aku sudah siap-siap berangkat ke masjid untuk mengumandangkan adzan maghrib. Di kota ini aku tinggal sendirian. Menyewa sebuah kamar mungil sebagai tempat kos untuk istirahat setelah seharian bekerja mengais rejeki bersama ratusan pedagang asongan dan anak jalanan lainya. Kontrakan ini hanya memiliki tiga buah kamar berjajar yang dindingnya menjadi satu dengan rumah pemiliknya. Kamar paling depan menghadap ke muka sejajar dengan pintu rumah. Dua kamar yang ada di belakang, pintunya mengarah ke samping persis menghadap dinding masjid yang hanya berjarak satu meter. Aku menempati kamar nomor dua, sementara kamar paling depan masih kosong, dan kamar yang paling belakang dipakai gudang oleh pemiliknya. Untuk mencapai pintu kamarku mesti melewati lorong antara dinding masjid dan dinding kamar depan.
Belum selesai aku merapikan baju koko yang kukenakan, sayup-sayup aku mendengar langkah kaki mendekati kamarku. Aku yakin, itu pasti puteri pemilik kontrakan ini. Sebab setiap jam segini ia selalu mengantarkan makanan untuk buka puasa padaku. Usianya kira-kira selisih dua tahun lebih muda dariku. Sejenak anganku berkelana merenungkan gadis itu. Dia adalah gadis pendiam, jika bicara selalu sopan dengan suara yang direndahkan. Wajahnya tidak terbilang cantik, namun memiliki kesan lembut dan bijaksana. Matanya yang teduh selalu tertunduk dan tak pernah liar. Ia adalah puteri bungsu bapak Wahab, pemilik kontrakan itu. Sebenarnya bapak Wahab memiliki empat anak, namun ketiga anaknya yang lain sudah berkeluarga dan tinggal di luar kota. Sudah delapan tahun bapak Wahab menderita penyakit stroke dan tubuh bagian kanannya lumpuh, sementara isterinya sudah meninggal sejak lama. Untuk membiayai hidupnya, bapak Wahab memiliki uang tabungan sisa pesangon dari sebuah perusahaan besar tempatnya bekerja dulu, ditambah kiriman dari ketiga putranya yang ada di luar kota. Bapak Wahab hanya tinggal berdua bersama puteri bungsunya itu.
Tidak mudah tentunya bagi anak muda jaman sekarang yang sanggup melayani orang tua yang sudah uzur dan lumpuh akibat penyakit darah tinggi. Disamping harus dilayani segala sesuatunya, darah tinggi jg membuat seseorang jadi mudah marah. Namun puteri bungsu ini selalu melayani dan patuh kepada perintah sang ayah tanpa pernah melontarkan sepatah katapun jika ayahnya sedang memarahinya tanpa alasan. Gadis yang wajahnya selembut salju itu memancarkan aura iman yang begitu berwibawa. Kerudung yang selalu melekat di kepalanya adalah cermin dari ketaqwaannya dan tak pernah lepas sepanjang hari. Ia bukan wanita yang suka menampakkan diri, dan selalu berada di dalam rumah, tak pernah keluar kecuali jika ada keperluan seperti saat ia harus mengajar alqur'an untuk anak-anak pada sore hari di sebuah TPA, atau ketika belanja keperluan dapur pada pagi hari. Selepas itu jangan harap bisa melihatnya keluar rumah walaupun hanya sekedar di serambi depan. Dalam gerakan yang selalu anggun, gadis itu memiliki pribadi yang agung. Semua orang di kampung menaruh hormat padanya. Di dalam dadanya tersimpan Al-qur'an. Enam ribu enam ratus enam puluh enam ayat ia telah hafal. Meski begitu ia tidak enggan mengajar anak-anak yang masih kecil yang tentu membutuhkan ketelatenan dan kesabaran. Hampir setiap malam aku mendengarnya melantunkan surat-surat Al-qur'an dengan suara lirih dalam keheningan kamarnya yang kebetulan hanya tersekat tembok setebal 15 cm. dengan kamarku. Lantunan Al-qur’an yang samar terdengar itu begitu indah dalam ruang telingaku, karena yang menyuarakannya adalah gadis pendiam yang bicaranya selalu santun penuh tata krama.
Aku tidak habis pikir, pada awal Ramadhan, gadis yang tak suka menampakkan diri itu tiba-tiba mendatangi kamarku dengan membawakan makanan. Dan selanjutnya, itu dilakukannya setiap sore menjelang adzan maghrib. Sebenarnya aku sudah pernah melarangnya, dan bilang padanya, "Kamu tidak harus melakukan ini setiap hari, inikan bukan ibadah wajib!?. aku bisa buka puasa di warungnya Mak Pu', atau di masjid juga sudah disediain makanan untuk jamaah. Jika begini aku jadi merasa merepotkanmu". Tapi gadis itu hanya tersenyum kecil dan menjawab dengan singkat,"Gak apa-apa, ini bapak yang nyuruh kok". Akhirnya aku tak bisa menolaknya lagi, meski sebenarnya hatiku merasa sungkan. Kadang aku sengaja meninggalkan kamarku dan menutup pintunya sampai usai shalat maghrib supaya ia tidak jadi mengantar makanan. Tapi setelah kembali ke kamar, aku dapati makanan itu sudah ditaruh di depan pintu. Gadis ini tidak mau menyerah juga rupanya. Dan itulah yang terkadang membuat aku merasa aneh. Sebab bagiku dia adalah orang asing. Namun, mengapa orang asing ini begitu rutin mengantar makanan padaku? apakah semata hanya karena perintah ayahnya, atau ia memiliki maksud lain?!. Tapi aku tak berani mengartikan yang bukan-bukan atas perlakuan baiknya padaku. Aku anggap ia hanya ingin mendapatkan pahala orang puasa dengan memberikan makanan untuk berbuka bagi orang yang tengah menjalankan puasa.
Dan sore itu ia sudah berdiri di pintu kamar. Kedua tangannya membawa nampan berisi makanan dan segelas es janggel. Aku segera menerimanya dan menaruhnya di meja. Sambil mengembalikan nampan yang sudah kosong, aku bilang padanya bahwa besok aku akan pulang kampung, karena dua hari lagi sudah lebaran. Tak lupa aku ucapkan terima kasih dan titip pesan untuk ayahnya jika aku tak sempat pamit.
Setelah habis lebaran, aku kembali lagi ke kontrakan itu dan menjalankan aktifitas kerja seperti biasanya. Hanya saja kali ini aku merasa sedikit berbeda. Entahlah, tiba-tiba ada rasa yang menggores di hatiku. Ada hal yang tak aku mengerti telah terjadi padaku. Setelah aku masuk dalam kamar yang sudah beberapa pekan aku tinggalkan, aku merasa begitu kosong. "Aku telah rindu ingin melihat gadis itu!". Ya, aku tak bisa membohongi hatiku. Aku memang tidak begitu mengenalnya, aku juga tidak tahu banyak tentang dia, mengapa hatiku tertambat padanya?. Tapi sejak kapan aku merasa begini?. Aku sama sekali tidak pernah menyadarinya. Sebenarnya awal kedatanganku ke kota itu hanya untuk bekerja mengais rejeki. Demi untuk membiayai sekolah kedua adikku yang ada di pesantren. Dan aku hanya fokus pada apa yang aku tuju, dan tak mau terganggu dengan yang selain itu, aku juga tidak pernah peduli dengan gadis manapun termasuk puteri bungsu pemilik kontrakan ini. Tapi sejak momentum bulan Ramadhan itu bayangannya selalu hinggap dan melekat dalam anganku. Hingga seolah-olah ia selalu hadir dalam setiap irama nafasku. Apakah aku telah menjadi seperti Ibnu 'Arabi yang tertarik pada puteri gurunya? sehingga dalam gelora jiwanya yang membuncah itu ia bersyair "Begitu kuatnya kecenderunganku pada seorang gadis, hingga setiap nama yang kusebut, namamulah yang aku kehendaki. setiap gadis yang kutunjuk, dirimulah yang aku kehendaki. Dan setiap kumasuki lorong kampungmu, kuciumi dinding-dindingnya. Bukannya aku mencintai dinding itu, tapi aku mencintai gadis yang ada di balik dinding itu..."

Kini, lima tahun telah berlalu. Sekarang aku berada di sebuah kota kecil, jauh dari kota dimana Karomatul Irofah, gadis yg namanya selalu ada di hatiku itu tinggal bahagia bersama suami dan puteri kecilnya. Di atas kursi kayu, pada sebuah senja yang menyanyikan kidung lapar, aku buka lembar demi lembar cerita cinta antara Fahri dan Aisya dalam kisah ayat-ayat cinta. Setelah usai, kuhirup segelas kopi susu dan kuhisap tembakau, kemudian kuhempaskan asapnya sehingga membentuk gelembung putih yang terbang tanpa sayap menyatu bersama cakrawala. Matahari sudah mulai tenggelam, aku harus segera mandi dan bersiap ke masjid untuk mengumandangkan adzan maghrib."
...
..


Dua tetes air mata jatuh ke sungai
mereka bertemu di muara
kemudian air mata yang satu menyapa,
"Hai, aku adalah airmata dari seorang lelaki yang ditinggal oleh wanita yg bgtu dikaguminya, menikah dengan pria lain. kamu siapa?"
Airmata yang satunya lagi menjawab,
"Aku adalah airmata dari seorang gadis yang telah membiarkan seorang lelaki yang mencintainya dengan tulus, pergi begitu saja."

***

Sang Pengembara Waktu

Foto saya
Mojoroto, Kediri, Jawa Timur, Indonesia
Aku adalah kumpulan materi tersusun dari partikel organik yang menyatu, berkesinambungan dan membentuk sebagai wujud manusia. aku dilahirkan oleh kehidupan dihidupkan oleh air kebahagiaan dibahagiakan oleh kasih sayang dikasih-sayangi oleh penderitaan dan menderita oleh kebodohan. tapi aku bukan manusia bodoh...

Coretan Pengembara Waktu

Kuceburkan kejelekanku dalam sungai keindahan. Tiada kisah yg bisa kusampaikan selain kepedihan. Aku tak perduli apakah orang percaya atau tidak. Dari cahaya-NYA aku mengolah minuman pada cangkir retak ditangan. Dan semua yg kukerjakan, biarlah menguap hangus bersama awan..

Para Sahabat

Blogs I'm Following