Lewat setengah jam aku menantimu
berdiri di tepi keramaian
waktu terasa enggan melaju
seperti siput tua yg kelelahan
Kegusaranku berubah cemas
berharap tak terjadi apa – apa
dalam hati kecil kuberdoa
“Tuhan, lindungilah Angsaku”
Gumpalan salju di dadaku mencair
kedatanganmu melenyapkan bimbang
tanpa banyak kata
kau bawa aku memecah jalan raya
Di bawah rimbun daun taman
taduh semilir angin pepohonan
seperti seekor anak ayam,
kuikuti langkahmu dari belakang
Kita duduk bagai sepasang sejoli
kubiarkan bibir tipismu lincah bercerita
sambil mendengar kau bicara
kucuri terang-terangan indah wajahmu yg segar
Dalam hati kurangkai sebait puisi
"Betapapun kelukiskan dirimu dengan deretan huruf,
kecantikanmu melebihi segala keindahan..”
Matahari bergeser dibalik celah daun
panasnya tak lagi membakar
aku mesti pulang
saudaraku membutuhkanku datang
Satu catatan
yang tak mungkin mudah kulupakan
diantara seribu kesan yg kau berikan
seharian, kau paksa aku
tak menikmati tembakau kesayanganku
kejam...
**
kejam...
0 comments:
Posting Komentar